Mengapa
'Aku
suka paving block ini', ucapmu
'Mengapa
?', tanyaku
'Batu-batunya
tersusun membentuk setapak yang membawaku padamu'.
'Mengapa
aku ?
Aku
adalah kacau. Poranda yang tak tau caranya berbenah'.
'Aku
tau.
Kau
kacau yang ingin sembuh. Poranda yang tengah mencari cara berbenah. Puncak
malam yang sedang menuju subuhnya'.
'Tapi,
mengapa ?',
'Karna
kau selalu bertanya mengapa, hingga suatu saat nanti kau membuatku tak bisa
lagi menjawab: saat kau bertanya padaku mengapa aku mencintaimu'.
---.
Matahari Terbit
'Kau
tau pemandangan apa yang paling indah di dunia ini ?'
'Apa
?'
'Matahari
terbit'.
'Dan
sekarang aku yang bertanya, mengapa ?'
'Tak
ada yang lebih indah selain cahaya. Saat ia meretas, ketika itu pula kegelapan
runtuh. Kehidupan baru dimulai. Kasih Tuhan yang nyata untuk semesta. Tuhan
maha indah'.
Kau
tersenyum. Kita terdiam. Barangkali sibuk dengan isi hati masing-masing.
Lalu
kau berkata memecah hening :
'Kini,
dapat kulihat matahari terbit di matamu'.
'Ya.
Karna kau lah matahariku, dan kau ada di depan mataku'.
Tuhan,
terimakasih atas setitik cahaya yang kau berikan dalam wujudnya.
Ia
yang mencintai-Mu,
ia
yang aku cintai agar membawaku semakin cinta pada-Mu.
Jaga
kami dalam naungan cinta-Mu ya Rabb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar