Sabtu, 29 September 2018
Antologi Puisi
Hingga tersadarku
Bahwa kaulah lembar-lembar puisi
Yang tak pernah habis kubacai itu
Puisi apalagi hari ini?
Menebak makna, menyulam kehidupan
Dengan benang-benang kebijaksanaan
Yang kutenun dari bait puisimu yang niraksara
Jika kau adalah puisi,
Bolehkah aku menjadi kertas-kertas tempatmu dituliskan?
Bolehkah aku menjadi kertas-kertas yang menghimpunmu selamanya?
Menjadi pendengar pertama, dan melekat erat abadi dengan aksara?
Kau adalah puisi-puisi itu
Dan aku akan menjadi buku antologi tentangmu
Biarkan Sang Penulis yang mengaksarakan kita
Masih kubacai dirimu
Dengan kertas-kertas yang diam-diam terselip
Di sini,
Di lipatan jaket merahku.
[Antologi Puisi]
26-09-2018
Kamis, 13 September 2018
Fana
Dalam fana kita bernapas
Menghirup detik dan mengembuskannya sebagai kenangan
Ratusan senja telah kita lewatkan, dan nyatanya
tiap temu memiliki masing-masing selamat tinggalnya
Sebab kita adalah fana yang berbatas waktu
Memungut kenang untuk disimpan di dalam kening
Sebagai cinderamata pernah mampir di hidup masing-masing
Sebab kita adalah fana yang berbatas waktu
Dan di ujung waktu ini
Mari berlatih di hadapan senja
Untuk mengeja ‘Selamat Tinggal’ yang diajarkannya
Sebelum semuanya mendadak indah dan terlalu sukar diucapkan
Sebelum cinderamata-cinderamata itu memberati langkah
Mari mengeja saja bersama senja
#penaputih
Langganan:
Postingan (Atom)