Sabtu, 07 Desember 2019

Bercanda Bersama Tuhan di Kala Senja





I.
Senja dan aroma sore hari yang memudar
Terdudukku sendiri di tepian jendela
Berteman angin dan merdu senandung sunyi

Aku serasa terbang
Memeluk awan dan mengecup matari
Berdamai dengan semua fana
Mencoba tersenyum dengan candaan Tuhan
Yang ada di depan mata

Harapku yang seperti dimain-mainkan-Nya
Direnggut-Nya apa-apa yang bahkan hampir tergenggam

Entah mengapa selalu terasa sesak
Ketika Tuhan bercanda seperti itu
Layaknya aku yang menggoda adikku
Mengambil mainannya dan mentertawai tangisnya
Sebercanda itulah Tuhan terhadapku

II.
Sesak
Aku tau Engkau bercanda, Tuhan
Tapi aku tetap sesak
Humorku tak cukup mampu menampung canda-Mu
Ataukah aku yang terlalu serius menghadapi hidup ?

Hatiku tak lapang
Jiwaku tak besar
Dan canda-Mu itu menyesakkan
Kepada senja aku pun menangis

Lalu dalam temaram kumendengar :
Aku memang sedang bercanda
Tapi canda-Ku ialah untuk memperluas hatimu
Membesarkan jiwamu yang kerdil
Kau memang kecil, Aku Yang Maha Besar
Kau hamba, dan Aku Tuhanmu yang Maha Mencintaimu
Tabahlah
Mari kita bertemu sepertiga malam nanti

Percayalah canda-Ku tak akan pernah mematahkanmu”.

---

Teruntuk siapa saja yang tengah berjuang, tabahlah. Mari saling menguatkan dalam kesabaran :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar