Gerimis Pertama Desember
Seperti gulungan asap
yang lenyap di ujung gerimis pertama Desember.
Seperti gulungan asap
yang lenyap di ujung gerimis pertama Desember.
Prasangka
itu harus hilang
Beserta
segala keragu-raguan.
'Kuasa
Tuhan itu utuh
Tapi
tak bisa bekerja pada ia yang meragu', ucapmu mengingatkanku.
'Dan
seperti pucuk daun di halaman rumahmu itu,
yang
tak marah pada angin bulan Desember
yang membuatnya harus berpisah dengan ranting',
yang membuatnya harus berpisah dengan ranting',
'Angin
Desember rupanya telah tiba.
Yang perlu kau lakukan ialah rapatkan jaket
dan tetap percaya pada takdir baik Tuhan',
ungkapmu mengalahkan bising deru angin
dan mendamaikan deru jiwa yang semakin.
Yang perlu kau lakukan ialah rapatkan jaket
dan tetap percaya pada takdir baik Tuhan',
ungkapmu mengalahkan bising deru angin
dan mendamaikan deru jiwa yang semakin.
-----.
Ketidakpastian
Aroma
tanah basah semerbak
dalam hujan tengah hari yang datang tanpa diiringi mendung.
dalam hujan tengah hari yang datang tanpa diiringi mendung.
Semesta
memberi kejutan parfum yang amat memanjakan hidung.
Ingin
kumasukkan ke dalam botol dan kujadikan pengharum untuk digantung.
Agar
kapanpun senantiasa teringat pada hujan dan juga kepadamu.
'Siang
ini hujan turun tanpa mendung terlebih dahulu', ujarmu
'Mengapa
bisa ?', tanyaku
'Semesta
selalu punya caranya sendiri untuk memberi kejutan.
Mendung
belum pasti hujan,
Pun
tak berawan tak berarti hujan tak akan datang'.
Tidak
pasti. Tapi bukankah satu-satunya yang pasti ialah ketidakpastian itu sendiri ?
Itu
yang membuat hidup istimewa', ucapmu.
Lalu
kita bersama-sama hening menatap langit cerah yang hujan dengan jiwa yang
perlahan menjadi hangat dan sejuk,
dihujani gerimis dan cahaya.
---.
Nyanyian Burung
Cuit
cuit
Burung
itu bernyanyi di ujung atas tiang listrik
Bermain-main
ia di atas sana dengan gembira
'Meski
punya sayap, apakah sedikit pun mereka tak takut terjatuh ?' tanyaku.
'Tidak.
Pun jika mereka punya rasa takut, mereka akan melihat sayapnya lagi dan seluruh
anggota tubuhnya. Lalu mereka akan teringat: aku yang seperti ini, ialah tanda
dari Tuhan bahwa aku mampu terbang. Mereka sadar. Mereka yakin. Dan tak pernah
khawatir pada takdir Tuhan', ungkapmu sembari tersenyum ke arah langit.
Kulihat
mereka terbang
Meninggalkan
jiwaku yang turut bernyanyi bersama nyanyiannya
Lalu
kau dan aku bernyanyi dalam sunyi, merayakan damai semesta.
---.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar